Hakikat Pembelajaran IPS SD
2.1 Definisi Pembelajaran IPS
Setiap pengajar seyogyanya mengetahui dan menghayati
sepenuhnya mengapa ia mengajar sesuatu mata pelajaran tertentu. Begitu juga
dengan pengajar IPS, untuk menghindari dari “pertukangan” maka membelajarkan
peserta didik seharusnya dilakukan secara berwawasan.
Secara sederhana IPS ada yang mengartikan sebagai studi
tentang manusia yang dipelajari oleh anak didikdi tingkat sekolah dasar dan
menengah. IPS sering disebut dengan istilah Social Education dan Social
Learning. Kedua istilah tersebut menurut Cheppy lebih menitik beratkan kepada
berbagai pengalaman di sekolah yang dipandang dapat membantu anak didituntut
lebih mampu bergaul di tengah-tengah masyarakat.
Istilah IlmuPengetahuan Sosial (IPS) dan keberadaannyha
dalam kurikulum persekolahan di Indonesia tidak lepas dari perkembangan dan
keberadaan Social studies(Studi Sosial) di Amerika Serikat. Oleh karenanya
gerakan dan paham social studies di Amerika banyak mempengaruhi
pemikiran mengenai Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Indonesia.
IPS dapat diartikan dengan “penelaahan atau kajian tentang
masyarakat”. Dalam mengkaji masyarakat, guru dapat melakukan kajian dari
berbagai perspektif sosial, seperti kajian melalui pengajaran sejarah,
geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, politik-pemerintahan, dan aspek psikologi
sosial yang disederhanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Untuk memperoleh gambaran yang lebih luas tentang IPS, maka
penting untuk dikemukakan beberapa pengertian social studies dan IPS menurut
para ahli.
• Edgar B Wesley menyatakan bahwa social studies are the
social sciences simplified for paedagogieal purposes in school. The social
studies consist of geografy history, economic, sociology, civics and various
combination of these subjects.
• John Jarolimek mengemukakan bahwa The social studies as a
part of
elementary school curriculum draw subject-matter content
from the social science, history, sociology, political science, social
psychology,
philosophy, antropology, and economic. The social studies
have been
defined as “ those portion of the social science… selected
for instructional purposes”
Demikian beberapa pengertian yang dikembangkan di Amerika
Serikat oleh beberapa tokoh pendidikan terkenal. Pengembangan IPS di Indonesia
banyak mengambil ide-ide dasar dari pendapat-pendapat yang dikembangkan di
Amerika Serikat tersebut. Tujuan, materi, dan penanganannya dikembangkan
sendiri sesuai dengan tujuan nasional dan aspirasi masyarakat Indonesia. Hal
ini didasarkan pada realitas, gejala, dan problem sosial yang menjadi kajian
IPS yang tidak sama dengan negara-negara lain. Setiap negara memiliki
perkembangan dan model pengembangan social studies yang berbeda.
Berikut pengertian IPS yang dikemukakan oleh beberapa ahli
pendidikan dan IPS di Indonesia.
• Moeljono Cokrodikardjo mengemukakan bahwa IPS adalah
perwujudan
dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. Ia
merupakan
integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yakni sosiologi,
antropologi
budaya, psikologi, sejarah, geokrafi, ekonomi, ilmu politik
dan ekologi
manusia, yang diformulasikan untuk tujuan instruksional
dengan materi
dan tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari.
• Nu’man Soemantri menyatakan bahwa IPS merupakan pelajaran
ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk pendidikan tingkat SD, SLTP, dan
SLTA. Penyederhanaan mengandung arti: a) menurunkan tingkat
kesukaran ilmu-ilmu sosial yang biasanya dipelajari di
universitas menjadi
pelajaran yang sesuai dengan kematangan berfikir siswa siswi
sekolah
dasar dan lanjutan, b) mempertautkan dan memadukan bahan
aneka
cabang ilmu-ilmu sosial dan kehidupan masyarakat sehingga
menjadi
pelajaran yang mudah dicerna.
• S. Nasution mendefinisikan IPS sebagai pelajaran yang
merupakan fusi
atau paduan sejumlah mata pelajaran sosial. Dinyatakan bahwa
IPS
merupakan bagian kurikulum sekolah yang berhubungan dengan
peran
manusia dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai subjek
sejarah,
ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, dan psikologi
sosial.
• Tim IKIP Surabaya mengemukakan bahwa IPS merupakan bidang
studi
yang menghormati, mempelajari, mengolah, dan membahas
hal-hal yang
berhubungan dengan masalah-masalah human relationship hingga
benarbenar dapat dipahami dan diperoleh pemecahannya. Penyajiannya harus
merupakan bentuk yang terpadu dari berbagai ilmu sosial yang telah terpilih,
kemudian disederhanakan sesuai dengan kepentingan sekolahsekolah.
Studi Sosial bukan merupakan bidang keilmuan atau disiplin
bidang akademis, melainkan lebih merupakan suatu bidang pengkajian tentang
gejala dan masalaj social. Dalam kerangka kerja pengkajian studi social
menggunakan bidang-bidang keilmuan yang termasuk bidang-bidang ilmu social.
Tugas studi social sebagai suatu bidang studi mulai dari
tingkat sekolah dasar sampai ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dengan
tujuan membina warga masyarakat yang mampu menyelaraskan kehidupannya
berdasarkan kekuatan-kekuatan fisik dan social, serta membantu melahirkan
kemampuan memecahkan masalah-masalah social yang dihadapinya
Ilmu pengetahuan Sosial
|
Ilmu-ilmu Sosial
|
Mengkaji padamasalah-masalah yang terjadi di masyarakat
|
Suatu disiplin ilmu
|
Menggunakan pendekatan multidisiplin atau interdisiplin
|
Mengguna pendekatan disiplin ilmu atau monodisiplin
|
IPS dirancang untuk kepentingan kependidikan oleh karena
itu, keberadaan IPS lebih memfokuskan pada dunia persekolahan
|
Ilmu-ilmu social keberadaannya bias di sunia persekolahan,
perguruan tinggi atau dipelajari di masyarakat umum
|
Dengan demikian, IPS bukan ilmu sosial dan pembelajaran IPS
yang dilaksanakan baik pada pendidikan dasar maupun pada pendidikan tinggi
tidak menekankan pada aspek teoritis keilmuannya, tetapi aspek praktis dalam
mempelajari, menelaah, mengkaji gejala, dan masalah sosial masyarakat, yang
bobot dan keluasannya disesuaikan dengan jenjang pendidikan masingmasing.
Kajian tentang masyarakat dalam IPS dapat dilakukan dalam lingkungan yang
terbatas, yaitu lingkungan sekitar sekolah atau siswa dan siswi atau dalam lingkungan
yang luas, yaitu lingkungan negara lain, baik yang ada di masa sekarang maupun
di masa lampau. Dengan demikian siswa dan siswi yang mempelajari IPS dapat
menghayati masa sekarang dengan dibekali pengetahuan tentang masa lampau umat
manusia.
Dengan bertolak dari uraian di depan, kegiatan belajar
mengajar IPS membahas manusia dengan lingkungannya dari berbagai sudut ilmu
sosial pada masa lampau, sekarang, dan masa mendatang, baik pada lingkungan
yang dekat maupun lingkungan yang jauh dari siswa dan siswi. Oleh karena itu,
guru IPS harus sungguh-sungguh memahami apa dan bagaimana bidang studi IPS itu.
2.2 Rasional Pembelajaran IPS
Manusia sebagai salah satu makhluk ciptaan Tuhan YME yang
menjadi penghuni di permukaan plane tbumi ini,yang senantiasa berhadapan atau
berhubungan dengan dimensi-dimensi ruang, waktu dan berbagai bentuk kebutuhan
(Needs) serta berbagai bentuk peristiwa baik dalam sekala individual maupun
dalam skala kelompok (satuan social). Berkenaan dengan sebagian dari hakikat
dari makhluk manusia tadi, dan kemudian dihadapkan pada beberapa disiplin ilmu
social, maka tentu saja terdapat relasi, relevansi dan fungsi yang cukup
signifikan. Dimensi ruang (permukaan bumi) dengan segala fenomenannya, sangat
relevan menjadi objek atau kajian geografi. Sedangkan dimensi manusia baik
dalam skala individual maupun dalam skala kelompok (masyarakat dan satuan
social lainnya) sangat relevan menjadi bahan kajian atau telaah disiplin
sosiologi dan psikologi social. Kemudian dimensi waktu dan peristiwa-peristiwa
yang dialami manusia dari waktu ke waktu sangat relevan menjadi objek /bahan
kajian bagi disiplin ilmu sejarah.sedangkan dimensi kebutuhan (needs) yang
senantiasa memiliki karakteristik atau sifat keterbatasan(kelangkaan) sangat
tepat menjadi objek kajian bagi disiplin ilmu ekonomi..
Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas di era kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi saat ini harus bersamaan dengan pengembangan
nilai-nilai. Dengan pengembangan nilai-nilai tersebut diharapkan sumber daya
manusia Indonesia memiliki pengetahuan, keterampilan, kpedulian, kesadaran, dan
tanggungjawab sosial yang tinggi terhadap masyarakat, bangsa, dan negaranya
bagi pengembangan kini dan mendatang. Nilai-nilai tersebut menurut Nutrsid
Sumaatmadja (1997), yaitu sebagai berikut:
a. Nilai
Edukatif
Dalam proses peningkatan perilaku sosial melalui pembinaan
nilai edukatif, tidak hanya terbatas pada perilaku kognitif, melainkan lebih
mendalam lagi berkenaan dengan perilaku afektifnya. Melalui pendidikan IPS
perasaan, kesadaran, penghayatan, sikap, kepedulian, dan tanggung jawab sosial
peserta didik ditingkatkan. Kepedulian dan tanggungjawab sosial secara nyata dikembangkan
dalam pendidikan IPS untuk mengubah perilaku peserta didik bekerja sama, gotong
royong, dan membantu pihak-pihak yang membutuhkan.
b. Nilai
Praktis
Pendidikan dianggap tidak memiliki makna yang baik jika
tidak memiliki nilai yang praktis dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu,
pokok bahasan IPS itu harusnya digali dari krhidupan sehari-hari. Dalam hal
ini, nilai praktis itu disesuaikan dengan tingkat usia dan kegiatan peserta
didik sehari-hari. Pembelajaran pada pendidikan IPS tersebut diproses secara
menarik, tidak terlepas dari kehidupaan sehari-hari dan secara langsung ataupun
tidak langsung memiliki nilai praktis.
c. Nilai
Teoritis
Peserta didik dibina dan dikembangkan daya nalarnya ke arah
dorongan mengetahui sendiri kenyataan (sense of reality) dan dorongan menggali
sendiri di lapangan (sense of discovery). Dengan demikian, kemampuan mereka
mengajukan “hipotesis” dan dugaan-dugaan terhadap suatu persoalan juga
berkembang. Dengan kata lain, kemampuan mereka dalam “berteori” dibina dan
dikembangkan dalam pendidikan IPS ini.
Nilai Filsafat
Pembahasan ruang lingkup IPS secara bertahap dan keseluruhan
sesuai dengan perkembangan kemampuan peserta didik, dapat mengembangkan
kesadaran mereka selaku anggota masyarakat atau sebagai makhluk sosial.
e. Nilai
Ketuhanan
Pendidikan IPS dengan ruang lingkup dan aspek kgehidupan
sosial yang luas cakupannya menjadi landasan yang kuat bagi penanaman dan
pengembangan nilai ketuhanan yang menjadi kunci kebahagiaan kita baik lahir
maupun batin.
2.3 Tujuan Pembelajaran IPS
IPS sebagai suatu progam pendidikan tidak hanya menyajikan
tentang konsep-konsep pengetahuan semata, namun harus pula mampu membina
peserhta didik menjadi warga Negara dan warga masyarakat yang tau akan hak dan
kewajibannya, yang juga memiliki atas kesejahteraan bersama yang
seluas-luasnya. Oleh karena itu peserta didik yang dibina melalui IPS tidak
hanya memiliki pengetahuan dan kemampuan berfikir tinggi, namun peserta didik
diharapkan pula memiliki kesadaran dan tanggung jawab yang tinggi terhadap diri
dan lingkungannya.
Sebagai bidang pengetahuan, ruang lingkup IPS dapat terlihat
nyata dari tujuannnya. Di sepanjang sejarahnya selama ini IPS memiliki 5 tujuan
yang penjelasannya sebagai berikut:
IPS mempersiapkan siswa untuk studi lanjut dibidang social
sciences jika ia nantinya masuk ke perguruan tinggi.untuk itu maka pelajara
seperti sejarah, geografi, ekonomi dan antropologi budaya harusnya diberikan
lepas-lepas sebagai vak tersendiri.
IPS yang bertujuan mendidik kewarganegaraan yang baik, mata
pelajaran yang disajikan oleh guru sekaligus harus ditempatkan dalam konteks
budaya melalui pengolahan secara ilmiah dan sikologis yang tepat.
IPS yang hakikatnya merupakan kompromi antara satudan dua
tersebut di atas inilah yang kita temukan dalam definisi IPS, sebagai “suatu
penyederhanaan dan penyaringan terhadap ilmu-ilmu social, yang penyajiannya di
sekolah disesuaikan dengan kemampuan guru dan daya tangkap peserta didik
IPS yang mempelajari closed area atau masalah-masalah social
yang pantanbg untuk dibicarakan di muka umum.bahannya menyangkut macam-macam
pengetahuan dari ekonomi sampai politik, dari yang social sampai cultural.
Dengan cara ini, siswa dilatih berfikir demokratis
Menurut pedoman khusus bidang studi IPS, tujuan bidang studi
tersebut yaitu dengan materi yang dipilih disaring dan disinkronkan kembali
maka sasaran seluruh kegiaran belajar dan pembelajaran IPS mengarah pada 2 hal.
Yaitu:
Pembinaan warga Negara Indonesia atas dasar moral pancasila/
UUD 1945, nilai-nilai dan sikap hidup yang dikandung oleh Pancasila/ UUD 1945
secara sadar dan intensif ditanamkan pada siswa sehingga terpupuk kemauan dan
tekad untuk hidup bertanggung jawab demi keselamatan diri,bangsa,Negara dan
tanah air.
Sikap sosial yang rasional dalam kehidupan. Untuk dapat
memahami dan selanjutnya mampu memecahkan masalah-masalah social perlu ada
pandangan terbuka dan rasional. Dengan berani dan sanggup melihat kenyataan
yang ada, akan terlihat segala persoalan dan akan dapat ditemukan jalan
memecahkannya. Termasuk pula kenyataan menurut sejarah perjuangan bangsa bahwa
pancasila adalah falsafah hidup yang menyelamatkan bangsa dan menjamin
kesejahteraan hidup kita bersama
v Karakteristik Mata Kuliah
Konsep dasar IPS
Tujuan utama setiap pembelajaran Ilmu Sosial adalah membentuk
warga Negara yang baik, demikian pula halnya Ilmu Pengetahuan Sosial, sebagai
suatu program pendidikan juga memiliki tujuan yang sama yaitu memebentuk warga
Negara yang baik. Namun, dalam proses penyajiannya IPS memiliki karakteristik
sendiri yang berbeda dengan dengan karakteristik Ilmu Sosial yang ada walaupun
demikian, keberadaan Ilmu-ilmu Sosial tidak dapat terpisahkan dari IPS karena
konsep-komsep Ilmu-ilmu social merupakan sumber utama bagi pengembangan materi
pembelajaran program IPS.
Sebagai program pendidikan IPS yang layak harus mampu
memberikan berbagai pengertian yang mendasar, melatih berbagai ketrampilan,
serta mengembangkan sikap moral yang dibutuhkan agar peserta didik menjadi
warga masyarakat yang berguna, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
Ketiga aspek yang dikaji dalam proses pendidikan Ilmu
Pengetahuan social (memberikan berbagai pengertian yang mendasar, melatih
berbagai ketrampilan, serta mengembangkan sikap moral yang dibutuhkan )
merupakan karakteristik IPS sendiri. Berikut adalah karakteristik pengembangan
tujuan pengajaran IPS sebagai tujuan jangka panjang, yaitu:
Berbagai pengertian yang selayaknya dimiliki oleh setiap
peserta didik melalui programpendidikan IPS, antara lain:
Aspek-aspek utama dalam lingkungan keluarga
Aspek-aspek utama dari lingkungan social
Aspek-aspek utama dari lingkungan alam sekitar
Kesalingtergantungan di antara Individu, masyarakat bangsa
dan Negara
Berbagai upaya manusia beradaptasi dan bekerjasama dalam
pelestarian lingkungan
Berbagai cara manusia memerintah dan diperintah
Berbagai fungsi control social dalam kelompok
Hubungan timbale balik antara individu dan masyarakat
Berbagai cara manusia memenuhi kebutuhan dasarnya, baik
ekonomi, social, budaya dan lainnya.
Perkembangan-perkembangan utama dari peradaban manusia
Sifat-sifat yang membentuk kepribadian manusia
Perkembangan sikap, nilai, dan moral sebagai warga
masyarakat dan negara
Berbagai ketrampilan yang harus dikembangkan melalui program
pendidikan IPS antaralain berikut ini
Berpikir kritis
Menganalisis dan memecahkan masalah
Menentukan dan mengumpulkan informas ata data
Mampu mengorganisasikan dan menilai secara logis
Mambacasan mendengarkan untuk mengerti secar nalar
Berbicar dan menulisyang sistematis
Menginterpretasikan atau membacapeta globe,bagan, statistic,
dan grafik secara akurat.
Menggunakan konsep ruang dan waktu
Ikut dalam kegiatan kelompok
Berbagai sikap moral yang harus dikembangkan dalam proses
pembelajaran pendidikan IPS, antara lain berikut ini
Menghargai harkat sesame individu
Yakin adanya persamaankesempatan dalam berbagaihal bagi
semua orang
Menjunjung tinggi supremasi hokum
Bekerja sama demi kebahagiaan bersama
Bersedia membuktikan tanggung jawab sebagai warga Negara
Yakin akan perlunya demokrasi
Yakin bahwamanusia mampu mengatur dirinya sendiri
Yakin bahwa problema sosila mampu dipecahkan melalui
pemikiran kritis
Yakin akan masa depan yang lebih baik
Yakin mampu menghadapi arus globalisasi secara positif
Karakteristik IPS yang lain juga ada pada pendekatan
pengembangan bahan pembelajaran IPS, dalam rangka menjawab
permasalahan-permasalahan yang sering muncul dalam proses pembelajaran.berikut
ini penjelasan mengenai berbagai pendekatan pembelajaran IPS, antara lain:
Separated Subject
Pengorganisasian kegiatan pembelajaran dalam bentuk
bagian-bagian yang terpisah antara satu dengan yang lain. Masing-masing bagian
disertai dengan satu kesatuan waktu yang terpisah. Bahan disajikan secara
terpisah dan berbeda dengan bagian-baguan yang lain. Proses pembelajran semacam
ini dapat kita temukan pada sekoahlanjut tingkat atas atau SLTA, dan tingkat
perguruan tinggi.
Correlation of Subject
Suatu modifikasi dari bentuk pendekatan separated subject
dikenalsebagai pendekatan correlation of subject. Melalui pendekatan ini,
sebagai pengajaran music, misalnya atau suatu wacana, dapat dihubungkan denagn
konsep-konsep yang adadalam IPS. Masalah pemilihan bacaan yang dapat dikaitkan
dengan topic-topik IPS, hendaknya diseleksi sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran, serta pengaturan waktu yang telah ada.
Dengan perencanaan yang seperti ini, diharapkan akan dapat
dihindari pemisahan subjek-subjek yang ada, namun tetap menunjukkan antar
hubungan antara ilmu-ilmu social yang ada.
Integration of Fusion
Pada sisi yang lain sering kita saksikan para pembelajar
kurang mampu mengetahui batas-batas yang ada di antar berbagai subjek sehingga
seolah-olah kabur.Nilai utamadigunakannya pendekatan ini adalah dengan
digunakannya seluruh subjek untuk meningkatkan proses pembelajaran.Namun,
kelemahan yang sering pula Nampak adalah apabila guru terlalu bertumpu atau
terlalu mendasarkan pada suatu subjek tertentu,dan kurang memperhatikan
keterampilan mengajarnya.Apabila hal ini terjadi maka bahasan dapat mengahambat
IPS karena alokasi waktu yang sedikit, terutama untuk mengembangkan
kreatifitas-kreatifitas yang dipersyaratkan proses pembelajaran tersebut.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ilmu Pengethauan Sosial (IPS) bukan merupakan suatu bidang
keilmuan atau disiplin bidang akademis, melainkan lebih merupakan suatu bidang
pengkajian tentang gejala dan masalah social. Dalam kerangka kerja
pengkajiannya Ilmu Pengethuan Sosial (IPS) menggunakan bidang-bidang keilmuan
yang termasuk bidang-bidang ilmu sosial.
Kerangka kerja Ilmu Pengethuan Sosial (IPS) tidak menekankan
pada bidang teoritis, tetapi lebih kepada bidang-bidang praktis dalam
memepelajari gejala dan masalah-masalah social yang terdapat di lingkungan masyarakat.
Studi social tidak terlalu akademis- teoritis, namun merupakan satu pengethuan
praktis yang dapat diajarkan pada tingkat persekolahan, yaitu mulai tingkat SD
samapai perguruan tinggi. Demikian pula pendekatan yang digunakan Ilmu
Pengethuan Sosial sangat berbeda denganpendekatan yang biasa fdigunakan dalam
Ilmu Sosial. Pendekatan Ilmu Pengetahuan social bersifat interdisipliner atau
bersifat multidisipliner dengan menggunakan berbagai budang keilmuan, sedangkan
pendekatan yang digunakan dalam Ilmu Soaial (Socila Science) bersifat
disipliner dari bidang ilmunya masing-masing.
3.2 Saran
Pembelajaran IPS di sekolah dasar seyogyanya dapat
dibelajarkan pada peserta didik dengan baik dan tepat karena sebagai bidang
pendidikan IPS tidak hanya membekali peserta didik dengan pengethuan social,
melainkan lebih jauh daripada berupaya membina dan mengembangkan mereka menjadi
SDM Indonesia yang berketrampilan social dan intelektual sebagai warga Negara
yang memiliki perhatian serta kepedulian social yang bertanggung jawab
merealisasikan tujuan nasional. Selain itu, kehidupan peserta didik di
masyarakat dan dalam bermasyarakat yang terus berkembang, menjadi landasan bagi
pengembanganIPS sebagai bidang pendidikan sesuai dengan tuntutan perubahan
serta kemajuan kehidupan peserta didik tersebut.
DAFTAR RUJUKAN
Chandra, Agus. Rasional Pembelajaran IPS, (Online),http://aguschandra.com/page/2/?s=rasional+pembelajaran+ips&cat=plus-5-result,
(diakses tanggal 31 Agustus 2012).
Sumaatmadja, Nursid dkk. 2003. Konsep Dasar
IPS. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka Departemen Pendidikan
Nasional.
Massofa.Pengertian ruang lingkup dan tujuan IPS, (Online),http://massofa.wordpress.com/2010/12/09/pengertian-ruang-lingkup-dan-tujuan-ips/,
(diakses tanggal 30 Agustus 2012).
Oktaseji. Konsep Dasar IPS dan Ilmu-Ilmu Sosial dalam
Pembelajaran, (Online),http://oktaseiji.wordpress.com/2011/04/24/konsep-dasar-ips-dan-ilmu-ilmu-sosial-dalam-pembelajaran/,
(diakses tanggal 30 Agustus 2012).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar